Ragam Salat Tarawih

Oleh: Zainul Maarif

Di masyarakat Muslim, kita dapat menyaksikan keragaman orang Islam dalam menjalankan salat sunah tarawih. Ada yang menjalankannya secara berjemaah, ada pula yang enggan melakukannya secara bersama-sama. Ada yang salat tarawih berjemaah sebanyak 20 rakaat, ada pula yang cukup menjalaninya sebanyak delapan rakaat saja. Dalam keragaman itu, masing-masing pihak punya dalil.

Pihak yang tarawih delapan rakaat merujuk, antara lain pada dialog antara Abu Salamah ibn Abdurrahman dan Aisyah, istri Nabi Muhammad SAW mengenai salat Nabi di bulan Ramadan.

Abu Salamah bertanya kepada Aisyah,“Bagaimana salat Rasulullah di bulan Ramadan?”

Aisyah menjawab,“Rasulullah SAW tidak pernah salat lebih dari sebelas rakaat, baik pada bulan Ramadan maupun selain Ramadan. Beliau salat empat rakaat, dan jangan tanyakan betapa bagus dan panjang salat tersebut. Kemudian beliau salat empat rakaat, dan jangan tanyakan keindahan dan panjang salatnya itu. Selanjutnya beliau salat tiga rakaat.” (HR Bukhari dan Muslim)

Berdasarkan keterangan Aisyah yang tertera di kitab Shahih Bukhari dan Shahih Muslim itu, sebagian Muslim menjalani tarawih delapan rakaat, dengan dua salam, yang dilanjutkan dengan salat witir tiga rakaat.

Di pihak lain, umat Islam yang menjalani salat tarawih berjemaah dua puluh rakaat mengacu sedikitnya pada dua riwayat yang terkait dengan tradisi tarawih di zaman pemerintahan Khalifah Umar ibn Khaththab.

Riwayat pertama disampaikan oleh Abdurrahman ibn Abdul Qari yang berkata,“Saya dan Umar ibn Khaththab keluar rumah menuju masjid pada suatu malam di bulan Ramadan, (dan menyaksikan) orang-orang berpencar-pencar. Ada orang yang salat sendirian. Ada juga yang salat diikuti oleh sekelompok orang. Lalu Umar berkata,‘Saya pikir lebih baik sekiranya saya kumpulkan mereka semua bersama satu orang pembaca Alquran (satu orang imam salat).’ Kemudian Umar melaksanakannya dengan mengumpulkan mereka (bermakmum) kepada Ubai ibn Ka'ab. Di malam berikutnya, saya dan Umar kembali keluar rumah (dan menyaksikan) orang-orang salat dengan seorang pembaca Alquran mereka (imam salat). Umar pun berkata,‘Inilah bidah yang baik’.” (HR Bukhari)

Riwayat kedua disampaikan oleh As-Saib ibn Yazid yang berujar,“Pada masa Umar ibn Khaththab, Orang-orang mendirikan salat di bulan Ramadan sebanyak 20 rakaat.” (HR Al-Baihaqi)

Atas dasar dua riwayat tersebut, orang-orang--yang juga berpegang pada hadis Nabi yang berbunyi,“Kalian harus mengikuti tradisiku dan tradisi Khulafaur Rasyidin setelahku.” (HR Abu Dawud, At-Tirmidzi, Ibn Majah)--pun menjalankan salat tarawih sebanyak 20 rakaat secara berjamaah di masjid.

Namun berdasarkan dua riwayat itu pula, sebagian umat Islam ada yang enggan salat tarawih berjemaah di masjid. Alasannya bukan karena malas salat, melainkan karena mengetahui salat tersebut merupakan bidah yang muncul di masa Umar. Pihak yang terakhir ini mengaku mengikuti sunah Nabi Muhammad dan lebih memilih salat sunah di malam Ramadan di rumah sendirian atau bersama keluarga.

Mana yang paling benar di antara tiga golongan tersebut? Tidak ada yang paling benar. Masing-masing benar sesuai dengan dalil yang mereka pegang.

Yang perlu dilakukan bukanlah membenarkan diri sendiri sekaligus menyalahkan pihak lain, melainkan berusaha semaksimal mungkin melakukan kebaikan dan menyadari betul bahwa yang paling benar hanya Allah SWT. Sebab, Allah SWT berfirman,"Berlomba-lombalah dalam kebaikan! Kepada Allah-lah, kalian akan dikembalikan dan diberitahu tentang hal-hal yang kalian perdebatkan.” (QS Al-Maidah: 48)

Penulis adalah dosen falsafah dan agama Universitas Paramadina Jakarta dan Wakil Ketua Lembaga Bahtsul Masail PWNU DKI Jakarta.

sumber:

http://www.beritasatu.com/ramadan/436244-ragam-salat-tarawih.html

About us

Universitas Paramadina berdiri pada 10 Januari 1998, mengemban misi untuk membina ilmu pengetahuan rekayasa dengan kesadaran akhlak mulia demi kebahagiaan bersama seluruh umat manusia.

Latest Posts

Hubungi Kami

Kampus Jakarta
Universitas Paramadina
Jl. Gatot Subroto Kav. 97
Mampang, Jakarta 12790
Indonesia
T. +62-21-7918-1188
T. 0815-918-1190

E-mail: [email protected]
http://www.paramadina.ac.id 

Kampus Cipayung
Jl. Raya Mabes Hankam Kav 9, 
Setu, Cipayung, Jakarta Timur 13880�
T. 0815-818-1186


Kampus Cikarang

District 2, Meikarta,
Cikarang
T. 0815-918-1192�