Ada yang beda di kampus Paramadina Selasa (6 Oktober 2009) lalu. Hari itu ratusan anggota TNI AU berkunjung ke kampus yang berlokasi di Jalan Gatot Subroto itu. Mereka sengaja bertandang ke Paramadina dalam rangka karya wisata perwira siswa Sekolah Komando Kesatuan Angkatan Udara (SEKKAU) angkatan ke-86.
Dipimpin Kolonel Pnb Sugihardjo, rombongan berjumlah 166 orang itu terdiri dari 22 orang perwira penuntun, 124 perwira siswa dan 20 orang pendukung. Di dalam diskusi bersama para tamu itu, Rektor Universitas Paramadina Anies Baswedan Ph.D menjelaskan antara lain tentang sejarah Paramadina, perkembangannya dan rencana serta cita-cita masa depannya.
Menurut Anies mulai 2008 hingga 2012 nanti Paramadina diharapkan telah berhasil melakukan lompatan ’katak’ yang jauh ke depan -- quantum leap – sehingga saat itu (2012) Paramadina bisa menjadi perguruan tinggi rujukan. ”Sesudah itu, quantum leap kedua diharapkan terwujud pada 2016, menjadikan Paramadina sebagai perguruan tinggi kelas dunia,” kata Anies.
Cita-cita seperti itu, menurut Anies, bukan mustahil, asalkan kita semua punya visi jauh ke depan. Itulah perlunya sikap visioner dalam memandang dan mengelola sebuah institusi – baik di tingkat perguruan tinggi, apalagi di tingkat negara. Selain itu, tentu saja semuanya memerlukan kerja keras dan tim work yang baik.
Anies kemudian mencontohkan pembangunan tembok Cina yang dibangun selama lebih dari 300 tahun. Bila melihat lamanya masa menata batu bata yang 300 tahun itu mungkin orang bisa skeptis. ”Tapi pemimpin Cina tahu bahwa tembok itu diharapkan berdiri kokoh selama ribuan tahun ke depan,” tambah Anies. Untuk mewujudkan sebuah impian yang visioner, menurut Anies, sedikitnya ada empat komponen yang mesti bergerak bersama, yakni perangkat keras (hard ware), perangkat lunak (soft ware), pembentukan citra yang baik dan jejaring yang luas dan operasional yang mumpuni. Ke-empat hal itu akan berjalan secara efektif bila dilaksanakan di bawah komando seorang pemimpin (’leader’) yang punya cara pandang jauh ke depan, jujur, punya integritas dan kemampuan yang prima.
Pentingnya SDM
Menurut Komandan Sekkau, Kolonel Pnb Sugihardjo, kunjungan ke Paramadina dan beberapa instansi lain dimaksudkan sebagai upaya untuk meningkatkan wawasan para perwira siswa SEKKAU dalam bidang Teknologi Informasi dan Sumber Daya Manusia.
“Kunjungan ini merupakan implementasi dari kurikulum Sekkau, agar perwira siswa dapat meninjau secara langsung di lapangan, bagaimana Universitas Paramadina sebagai pencetak Sumber Daya Manusia yang profesional dalam berbagai disiplin ilmu, menerapkan manajemen sumber daya manusia berbasis IT,” kata Sugihardjo.Ia menambahkan bahwa pemilihan Universitas Paramadina ini sebagai obyek peninjauan karya wisata adalah sangat tepat, “Mengingat Universitas Paramadina merupakan institusi pendidikan yang sangat visioner dan prestisius.”
“Hasil pembelajaran itu nantinya dapat menjadi bekal masukan dalam pelaksanaan tugas TNI AU yang mengawaki alutsista berteknologi modern sebagai pengawal kedaulatan negara di udara,” kata Sugihardjo. Hasil kunjungan, menurut Sugihardjo akan dituangkan dalam bentuk gagasan tertulis. “Karya tulis tersebut akan disampaikan kepada pimpinan TNI Angkatan Udara maupun kepada kesatuan yang terkait dengan permasalahan tersebut,” tambahnya.
Di Paramadina sendiri, upaya peningkatan mutu SDM generasi muda antara alam dilakukan melalui pendirian program pascasarjana Paramadina Graduate Schools (PGS), yang telah mulai perkuliahannya sejak September 2009 lalu. Kampus program magister yang merupakan hasil kerjasama dengan Medco Foundation itu terletak di gedung The Energy Lantai 22, Sudirman Central Business District (SCBD). PGS menawarkan tiga jurusan yaitu Diplomasi, Komunikasi, dan Bisnis.
Selanjutnya Anies menyampaikan pentingnya kolaborasi antara dunia swasta dan pendidikan dalam upaya meningkatkan SDM bangsa kita. ”Karena tugas untuk mendidik bangsa adalah tugas sangat berat yang tidak bisa dipikul sendirian oleh pemerintah,” tambah Anies. Menurutnya, banyak potensi masyarakat hanya bisa naik ke tingkat yang lebih tinggi bila didukung pendidikan yang baik. Mereka perlu mendapatkan tangga-berjalan (escalator) untuk secara bersama-sama merambah ke level di atasnya. ”Untuk itu, peran swasta bisa mempercepat terwujudnya sejumlah besar sumber daya manusia yang lebih terdidik dan mampu bersaing di dunia internasional,” katanya.
Direktur Marketing & Public Relations Universitas Paramadina, Syafiq Basri Assegaff mengatakan bahwa Universitas Paramadina memiliki kapasitas untuk menyamai bahkan melebihi sejumlah universitas papan atas yang telah berdiri selama berabad-abad di tingkat internasional. "Melalui Paramadina Graduate School (PGS) ini, kita optimis cita-cita menjadikan Universitas Paramadina sebagai universitas kelas dunia dalam 20 tahun mendatang insya Allah dapat terealisir," kata Syafiq.
