Prinsip Agama dalam Membentuk Tatanan Masyarakat yang Baik

Oleh: Fuad Mahbub Siraj

innallaha ya’muru bil adli wal ihsan waita idzil qurba wa yanha anil fahsai wal munkar wal bagh yaidzukum laallakum tadzakkarun (An Nahl:90)

Surat An Nahl ayat 90 menyebutkan bahwa terdapat tiga hal yang dapat membantu kita menciptakan tatanan masyarakat yang baik serta tiga hal yang dapat merusak tatanan masyarakat. Pertama, Allah SWT memerintahkan kita untuk selalu berlaku adil kepada siapa saja. Adil adalah meletakkan sesuatu pada tempatnya.

Prinsip keadilan menjadi prinsip pertama dalam membentuk tatanan masyarakat yang baik. Islam mengajarkan bahwa kita mesti berlaku adil terhadap siapa saja dan kapan saja tanpa membeda-bedakan sesorang berdasarkan agama, status sosial, suku dan lain sebagainya. Adil juga bermakna seimbang dalam seluruh aspek kehidupan. Rasulullah SAW berpesan,"Wahai sahabatku, sesungguhnya badanmu memiliki hak yang harus engkau tunaikan, demikian pula keluargamu memiliki hak atas dirimu, demikian pula tamumu memiliki hak atasmu."

Prinsip kedua adalah ihsan. Ihsan bermakna melakukan sesuatu yang paling baik dan memiliki makna yang lebih tinggi daripada keadilan. Misalnya, ketika kita ditampar oleh seseorang sebanyak satu kali, maka kita diizinkan untuk membalas tamparan tersebut sebanyak satu kali juga dan itu bermakna adil. Akan tetapi, jika kita tidak membalas dan memberi maaf, maka itulah yang disebut sebagai ihsan. Orang yang berhasil berbuat ihsan dinamakan orang yang muhsin. Nabi Muhammad ketika pamannya Hamzah mati syahid saat perang dan melihat Hindun membelah dada Hamzah kemudian memakan hatinya, Nabi bersumpah bahwa beliau akan membalas kekejaman yang dilakukan oleh Hindun lebih kejam dari yang pernah dilakukan, sehingga tidak ada satu pun manusia yang bisa membayangkan kekejaman yang akan dilakukan oleh nabi. Pada saat itu Allah mengatakan bahwa jika nabi ingin membalas maka balaslah sesuai perbuatan yang dilakukan, tetapi jika nabi memaafkan, maka itulah yang lebih baik.

Coba kita lihat bagaimana sikap Rasulullah SAW ketika menyuapi wanita tua yang buta beragama Yahudi di sebuah sudut pasar. Setiap nabi menyuapi wanita tua tersebut selalu cacian dan makian kepada Nabi Muhammad yang keluar dari mulutnya. Namun, Nabi Muhammad tidak pernah membalas cacian dan makian tersebut dan tetap menyuapi wanita tua yang buta dengan baik dan makanannya dihaluskan agar terasa lezat di lidahnya.

Hal itu dilakukan sampai nabi wafat yang kemudian dilanjutkan oleh Abu Bakar. Ketika Abu Bakar menyuapi wanita tua tadi, wanita tersebut mengetahui bahwa Abu Bakar bukanlah orang yang biasa menyuapinya, karena makanan yang diberikan oleh Abu Bakar terasa kasar di lidahnya dan kemudian ia bertanya di manakah orang yang biasa menyuapinya. Abu Bakar sambil menangis mengatakan bahwa orang yang biasa menyuapi wanita tua tersebut adalah Nabi Muhammad dan beliau sudah meninggal dunia. Ketika mendengar hal tersebut wanita tua tadi langsung meminta maaf dan langsung masuk Islam. Inilah sikap dan akhlak yang dicontohkan oleh teladan kita Rasulullah SAW.

Prinsip ketiga adalah berbuat baik kepada kaum kerabat. Tujuan terdekat manusia diciptakan di muka bumi adalah untuk berbuat baik kepada manusia yang lain dan dengan itu tatanan masyarakat akan menjadi baik.

Dalam surat an-Nahl ayat 90, Allah SWT juga menyebutkan tiga hal yang dapat merusak tatanan masyarakat, yakni segala bentuk perbuatan al-Fahsya Wal munkar wal bagh. Al-Fahsya, kata ulama berarti sesuatu yang sangat keji. Jadi, apabila Allah SWT di dalam Alquran menggunakan kata al-Fahsya berarti perbuatan tersebut merupakan perbuatan yang sangat keji.

Wal munkar wal bagh adalah segala macam kemungkaran yang melampaui batas, seperti terorisme, korupsi, dan merusak keadilan dalam masyarakat. Itulah tiga macam perbuatan yang dilarang oleh Allah. Marilah kita jauhi dan hindari semua larangan Allah supaya tercipta tatanan masyarakat yang baik untuk Indonesia yang lebih baik.

*Staf Pengajar Universitas Paramadina Jakarta

sumber:

https://www.beritasatu.com/jalan-pulang/553750/prinsip-agama-dalam-membentuk-tatanan-masyarakat-yang-baik 

About us

Universitas Paramadina berdiri pada 10 Januari 1998, mengemban misi untuk membina ilmu pengetahuan rekayasa dengan kesadaran akhlak mulia demi kebahagiaan bersama seluruh umat manusia.

Latest Posts

Hubungi Kami

Kampus Jakarta
Universitas Paramadina
Jl. Gatot Subroto Kav. 97
Mampang, Jakarta 12790
Indonesia
T. +62-21-7918-1188
T. 0815-918-1190

E-mail: [email protected]
http://www.paramadina.ac.id 

Kampus Cipayung
Jl. Raya Mabes Hankam Kav 9, 
Setu, Cipayung, Jakarta Timur 13880�
T. 0815-818-1186


Kampus Cikarang

District 2, Meikarta,
Cikarang
T. 0815-918-1192�