Puasa dan Derajat-derajat Spiritualitas

Oleh: Pipip A Rifai Hasan

Seperti halnya raga manusia yang tumbuh dari bayi, menjadi anak-anak, hingga dewasa, jiwa pun memiliki berbagai tingkatan. Alquran menyebutkan tiga tingkatan jiwa yaitu: al-nafs al-ammarah (Yusuf/12: 53), al-nafs al-lawwamah (al-Qiyamah/75: 2), dan al-nafs al-muthma’innah (al-Fajr/89: 27-30).

Jiwa ammarah adalah tahapan paling rendah dalam pertumbuhan kerohanian manusia. Manusia dengan jiwa ammarah dikendalikan oleh keinginannya untuk memenuhi kebutuhan hewani seperti makan, minum, tidur, dan kesenangan yang bersifat jasmani. Meski penting karena merupakan bagian dari naluri bertahan hidup, jiwa ini membatasi manusia pada batasan kehidupan hewani. Bagian ini pula yang memerintahkan pada kejahatan, pelanggaran, dan perbuatan tidak bermoral.

Lantas bagaimana cara meningkatkan derajat kita dari pengaruh nafsu kehewanan? Puasa disertai salat dan doa, berfungsi untuk memotong hawa nafsu agar terjadi kebangkitan rohani dalam jiwa manusia.

Hawa nafsu yang muncul dari naluri kehewanan kita dapat ditaklukkan dengan pengetahuan dan kebijaksanaan. Bermodalkan moral dan budi pekerti, manusia dapat melangkah naik menuju jiwa lawwamah, yaitu jiwa yang menyesali atau mencela dirinya sendiri.

Jiwa lawwamah dicirikan oleh sifat-sifat yang mulia dan sopan-santun yang luhur; melakukan perbuatan yang serba-pantas dan beradab; serta membatasi keinginan jasmani agar terpelihara dalam batas yang wajar.

Tanda seseorang telah mencapai jiwa lawwamah adalah mampu menyadari kesalahan yang ia lakukan dan memohon ampunan dari Tuhan serta berupaya memperbaikinya. Dalam tingkatan ini, kita menjadi peka akan konsekuensi perkataan dan tindakan kita pada orang lain, maupun pengaruhnya pada diri kita sendiri.

Kemampuan mengkritik diri sendiri adalah titik awal adanya moralitas yang melampaui kehidupan hewani. Yang kita lakukan pada orang lain, maukah jika itu terjadi pada kita sendiri? Berubahnya perspektif ini sepenuhnya berkat ampunan dan keridaan Allah. Betapa banyaknya manusia mudah sekali menemukan kesalahan orang lain, namun buta akan perilaku buruknya sendiri?

Tingkat ketiga atau derajat yang terakhir adalah jiwa muthma’innah: jiwa yang telah rida dengan ketentuan Tuhan dan penuh pengharapan yang tulus terhadap rahmat-Nya ( al-Fajr-89: 27-30).

Kata al-Fajr, selain secara harfiah merujuk pada waktu subuh pertama dari bulan Zulhijah, juga merupakan simbol dari lahirnya kepekaan dan watak spiritual manusia. Pertanda bahwa seseorang telah mencapai tingkat muthma'innah adalah ketika perilaku seseorang dalam kehidupannya sehari-hari--baik ketika dilihat oleh orang atau dalam kesendiriannya--sudah konsisten dengan sifat-sifat agung Tuhan yang tercermin dalam perilaku Rasulullah SAW (sunah).

Sifat ini dicapai bukan karena rasa takut, tetapi karena rindu dan cinta kepada Tuhan. Ibadah dan kepatuhan terhadap perintah Tuhan telah menjadi kebutuhan sehari-hari. Dari sanalah ia menemukan kebahagiaan.

Keikhlasan yang suci dan sempurna, serta kelurusan dan ketakwaan akan dihadiahi surga dalam kehidupan duniawi oleh Allah SWT berupa kebahagiaan lahir dan batin/rohani.

Dapat disimpulkan, ketiga tingkatan jiwa, yaitu ammarah, lawwamah, dan muthma'innah menggambarkan tingkatan jasmani, moral, dan rohani manusia. Di antara ketiganya, derajat jasmani yang tak terkendali--yang hanya bersandar pada kepuasan fisik--amat besar bahayanya karena dapat membinasakan budi pekerti dan rohani manusia.

Di sinilah peran puasa, yakni untuk mendisiplinkan dan menjinakkan aspek hewani diri kita dan membuka kepekaan kita pada aspek moral dan kesempurnaan rohani manusia. Puasa adalah titik awal, bukan akhir perjalanan kita menuju Tuhan.

Penulis adalah dosen di Prodi Falsafah dan Agama dan Prodi Magister Studi Islam Universitas Paramadina, Jakarta.

sumber:

http://www.beritasatu.com/ramadan/435264-puasa-dan-derajatderajat-spiritualitas-manusia.html

About us

Universitas Paramadina berdiri pada 10 Januari 1998, mengemban misi untuk membina ilmu pengetahuan rekayasa dengan kesadaran akhlak mulia demi kebahagiaan bersama seluruh umat manusia.

Latest Posts

Hubungi Kami

Kampus Jakarta
Universitas Paramadina
Jl. Gatot Subroto Kav. 97
Mampang, Jakarta 12790
Indonesia
T. +62-21-7918-1188
T. 0815-918-1190

E-mail: info@paramadina.ac.id
http://www.paramadina.ac.id 

Kampus Cipayung
Jl. Raya Mabes Hankam Kav 9, 
Setu, Cipayung, Jakarta Timur 13880�
T. 0815-818-1186


Kampus Cikarang

District 2, Meikarta,
Cikarang
T. 0815-918-1192�