Pada tanggal 12-26 Februari 2012, delegasi Program Studi Hubungan Internasional yang terdiri atas 11 mahasiswa dengan didampingi oleh 1 dosen yaitu Shiskha Prabawaningtyas, MA, mengikuti Harvard National Model United Nations (HNMUN). Secara general, kegiatan ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu kunjungan ke
Humanitarian Policy and Conflict Research, pelaksanaan Harvard National Model United
Nations, serta kunjungan studi di New York dan Washington, DC.
Kunjungan ke Humanitarian Policy and Conflict Research (HPCR)
merupakan kunjungan balasan setelah sebelumnya Universitas Paramadina
menerima kunjungan 20 mahasiswa Public Health, Universitas Harvard pada Januari 2012
. Selain itu, kunjungan ini juga ditujukan untuk memperkuat
persiapan mahasiswa dalam mengikuti HNMUN terkait pemahaman terhadap
permasalahan humanitarian intervention. Delegasi Paramadina diterima hangat oleh
Direktur Eksekutif HPCR, Claude Blauderlain beserta 7 staff lainnya. Mahasiswa nampak
antusias dan mengaku menikmati diskusi yang terbangun, selain terinspirasi untuk
mencoba bekerja di bidang riset. Kunjungan diakhiri dengan tour singkat di lingkungan
universitas Harvard dan mendapatkan banyak informasi terkait dengan sejarah dan
program ini universitas ini.
HNMUN sendiri merupakan arena mengasah ketrampilan dan kemampuan berdiplomasi
mahasiswa yang meliputi bicara dalam depan publik, negosiasi, lobbi, dan merancang sebuah
resolusi dalam diplomasi multilateral di forum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Forum ini
dirancang untuk menciptakan suasana diplomasi yang menyerupai realitas sesi-sesi
persidangan berbagai organ / komite PBB seperti Majelis Umum, Dewan Ekonomi dan Sosial,
Badan Regional, dan Agensi Khusus. Forum ini merupakan tradisi tahunan sejak tahun 1954
yang dirancang dan dipersiapkan oleh mahasiswa Universitas Harvard atau telah memasuki
usia 58 tahun pada tahun 2012 ini. Penyelenggaraan tahun ini diikuti oleh sekitar 3000
mahasiswa dari sekitar lebih dari 40 negara.
Dalam pelaksanaan HNMUN ini, delegasi Paramadina mewakili delegasi Tonga, sebuah
negara kepulauan di Pasifik. Delegasi memilih untuk terlibat dalam pembahasan di 6
(enam) topik dalam komite Majelis Umum (General Assembly) yang terdiri (1)
Disarmament and International Security; (2) Social, Humanitarian and Cultural, (3) Special
Political and Decolonization,(4) Legal, (5) World Health Organization, (6) Special Summit
on Non-Dicrimination. Khusus di topik (1), mahasiswa diminta membahas terkait
permasalahan solusi damai dalam konflik Lebanon dan Palestina terkait dengan
keberadaan kelompok Hamas dan Hizbullah serta permasalahan pembatasan terhadap
penggunaan teknologi informasi. Pada topik (2), mahasiswa bernegosiasi guna mencari
kesepakatan solusi terkait dengan permasalahan legitimasi humanitarian intervention.
Dalam komite di topik (3), mahasiswa fokus membahas persoalan penggunaan nuklir.
Perdebatan soal amandemen Konvensi Jenewa terkait tentang hukum humaniter menjadi
topik bahasan di komite (4). Pada topik (5), persoalan pencegahan penyakit diabetes
menjadi isu yang dibahas mahasiswa. Dan pada topik (6), persoalan seputar Lesbian, Gay,
Bisexual dan Transgender menjadi fokus pembahasan mahasiswa untuk membedah
permasalahan dan solusi yang bisa diambil.
Sementara faculty advisor, selain melakukan pendampingan terhadapa mahasiswa di
setiap komite secara bergilir, diminta hadir dalam beberapa sesi khusus antar faculty
advisor lainnya untuk sharing pengalaman persiapan dan evaluasi kegiatan dalam upaya
perbaikan termasuk seminar dan pemutaran film dengan tema “Individual Identity in a
Transnational World” dan “Lost Boys of Sudan”.
Kegiatan terakhir dalam rangkaian kegiatan ini adalah kunjungan Studi New York dan Washington, DC
. Selama di New York, delegasi berkesempatan untuk mengunjungi tempat-tempat khusus
seperti Liberty, Ground Zero tempat peristiwa runtuhan 2 (dua) gedung kembar World
Trade Centre dalam serangan teroris 11 September 2011, markas besar PBB, Wall Street
dan pusat budaya Amerika Serikat-Broadway dan Time Squares. Kunjungan ini ditujukan untuk memberikan pembelajaran observasi langsung kepada mahasiswa terkait dinamika pusat ekonomi Amerika dan dunia selain pusat diplomasi dunia dengan
keberadaan markas besar PBB.
Dalam kunjungan ke Washington DC, mahasiswa berkesempatan untuk mengunjungi
Gedung kepresidenan, the White House; gedung kongres dan senat, The Capitol serta
kompleks museum. Konstruksi dan tata kota menunjukkan perhatian dan apresiasi
Amerika Serikat sebagai salah satu negara adidaya dalam politik internasional saat ini
terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta penghargaan atas makna
sejarah prestasi keilmuan dan pengetahuan.