KIAT MARKETING: SELFIE, AJANG UNJUK DIRI KE PUBLIK

Bisnis.com, JAKARTA--Selfie sedang menjadi tren di masyarakat. Selfie menunjukkan aktivitas, minat dan opini terhadap sesuatu yang hendak ditunjukkan kepada khalayak umum yang diunggah melalui media, termasuk media sosial dengan kamera telepon seluler.

Tidak terkecuali individu dari kalangan tertentu, bahkan seorang Presiden pun bisa melakukan selfie, sampai-sampai lupa sedang berada di acara kenegaraan sekalipun. Tren ini menjadi tidak luput dalam perilaku konsumen sehari-hari. Setiap aktivitas konsumen yang menurutnya menarik, tidak luput ditunjukkan kepada teman atau kelompoknya. Ada aspek enjoyment untuk memotret diri danmenunjukkan pada orang lain.

Kemudahan untuk memamerkan foto diri kepada orang lain juga difasilitasi oleh kecanggihan telepon seluler dengan teknologi yang mampu memotret orang termasuk kualitas warna yang menyerupai warna aslinya. Berbagai merek hand phone dari Apple, Samsung, sampai merek lokal memiliki kemampuan untuk memotret dengan hasil yang memuaskan.

Tampaknya, para produsen merek ini juga sudah melakukan riset pasar bahwa salah satu atribut produknya dibutuhkan oleh konsumen agar menghasilkan gambar berkualitas dari sudut mana pun.

Selain itu, sejumlah media sosial juga memberikan fasilitas kepada konsumen untuk mengunggah foto diri dengan mudah dan cepat misalnya Instagram, Path, atau Snapchat. Dengan demikian, distribusi dan publikasi diri kepada rekan atau kelompok lain dapat dilakukan dengan baik dan cepat.

Dorongan untuk melakukan selfie merupakan dorongan yang lebih bersifat psychogenic yaitu dorongan di luar dari pemenuhan kebutuhan utama dalam diri individu. Motivasi individu memiliki dua tipe kebutuhan yaitu kebutuhan biologis dan kebutuhan sosial atau memberikan respons pada lingkungan sosialnya.

Dorongan pychogenic inilah dipengaruhi oleh kebutuhan sosial atau acquired. Kebutuhan yang kuat ini mendorong individu untuk melakukan selfie, karena berdasarkan aspek pembelajaran diri dan kognitif, selfie menjadi perilaku yang diwujudkan dalam kehidupan konsumen untuk mencapai tujuan utama yaitu agar terlihat lebih sukses, keren atau bahkan hebat. Kebutuhan psychogenic yang dikemukakan oleh ahli Psikologi Murray terkait dengan selfie bisa meliputi beberapa aspek sebagai berikut.

Pertama, motivasi untuk menunjukkan power atau ambisi. Selfie bisa dilakukan oleh seseorang karena memang adanya dorongan untuk menunjukkan kesuksesan, kecantikan, atau ketampanan diri sendiri kepada orang lain. Keinginan diri untuk kelihatan bagus di mata masyarakat atau teman dalam kelompoknya menjadikan diri lebih percaya diri dan merasa puas.

Orang lain pasti akan memuja atau memberikan komentar kepada individu yang jual tampang lewat sosial media tertentu. Tidak jarang, juga muncul cemohan di balik media sosial. Kedua, kebutuhan untuk menginginkan pengakuan dari kelompok lain. Terkadang, keinginan untuk diakui atau mencari perhatian pihak lain dibutuhkan oleh seseorang.

Perhatian dari pihak lain dibutuhkan untuk membuat diri menjadi individu yang penting, hebat, dan unggul daripada pihak lain. Dengan demikian, individu merasa berarti bila kelompok lain memberikan perhatian hingga detail.

CITRA DIRI
Ketiga, melakukan selfie juga bertujuan menunjukkan citra diri. Terlebih bagi individu yang menganggap bahwa penampilan diri lebih penting untuk dihargai daripada kemampuan sebenarnya. Penampilan diri sering menjadi tolok ukur untuk menilai seseorang secara holistik. Tampilan visual lebih menguatkan untuk melihat ke dalam diri seseorang, yang padahal sebenarnya, kalau disadari hanya tipuan kamera saja, yang bisa membuat seseorang tampil lebih menawan.

Keempat, selfie menunjukkan dominasi seseorang. Terkadang selfie, tidak dilakukan sendiri, tetapi bisa meliputi sejumlah kelompok. Penentuan kelompok menjadi setting memotret diri secara bersama-sama juga menjadi penentu identitas diri sendiri. Kelompok sosialita tertentu menjadi turning point untuk menunjukkan pentingnya diri seseorang sehingga bisa masuk ke dalam sosialita tertentu. Kebersamaan dengan orang hebat, orang penting, atau orang terpandang memberikan implikasi positif bahwa diri seseorang juga termasuk kategori orang hebat atau penting.

Namun, juga tidak terlepas dari implikasi negatif, bahwa individu hanya sebagai seseorang yang numpang ikut beken. Apabila disadari bersama, sesekali selfie dalam hidup juga tidak salah, karena kebutuhan untuk diakui oleh lingkungan sosial ada dalam diri kita. Terlebih bila dikaitkan dengan aspek pemasaran, individu yang selfie pun bisa dijadikan sebagai promosi tertentu, bila berada dalam setting tertentu.

Di sisi lain, individu atau artis terkenal pun yang selfie dengan sebuah produk, akan memberikan keuntungan sendiri bagi perusahaan, karena bisa menjadi ajang promosi sebuah produk. Si artis tersebut malah bisa menjadi endorser merek secara tidak langsung. Namun, untuk individu secara umum, perilaku selfie yang berlebihan ternyata malah menjadi boomerang bagi diri sendiri, karena banyak orang akan mencemooh perilakunya sebagai tindakan pamer, sibuk dengan diri sendiri, cari perhatian, dan sombong.

Konsekuensi terburuknya adalah bisa saja individu tersebut ditinggalkan dalam kelompok sosial tertentu, karena anggota lain tentunya tidak ingin disibukkan waktunya hanya untuk memperhatikan satu orang saja. Sesekali, nampang boleh saja, tetapi kalau terlalu banyak posting diri, akan mengundang cemoohan.

(IIN MAYASARI, Dosen Program Studi Manajemen Universitas Paramadina Jakarta)


http://manajemen.bisnis.com/read/20140323/237/212963/kiat-marketing-selfie-ajang-unjuk-diri-ke-publik

About us

Universitas Paramadina berdiri pada 10 Januari 1998, mengemban misi untuk membina ilmu pengetahuan rekayasa dengan kesadaran akhlak mulia demi kebahagiaan bersama seluruh umat manusia.

Latest Posts

Hubungi Kami

Kampus Jakarta
Universitas Paramadina
Jl. Gatot Subroto Kav. 97
Mampang, Jakarta 12790
Indonesia
T. +62-21-7918-1188
T. 0815-918-1190

E-mail: info@paramadina.ac.id
http://www.paramadina.ac.id 

Kampus Cipayung
Jl. Raya Mabes Hankam Kav 9, 
Setu, Cipayung, Jakarta Timur 13880�
T. 0815-818-1186


Kampus Cikarang

District 2, Meikarta,
Cikarang
T. 0815-918-1192�