Short Diplomatir Course (SDC): The Protection of Migrants Workers in ASEAN
Pada tanggal 9-10 Mei 2011, Program Studi Hubungan Internasional (Prodi HI) kembali mengelar program tahunan “Short Diplomatic Course” bagi mahasiswa yang tengah menempu Mata Kuliah Diplomacy In Practice sebagai ujian praktek diplomasi dengan tema “The Protection of Migrants Workers in ASEAN” . Materi pelatihan sekaligus ujian praktek ini dikemas dalam simulasi persidangan tingkat ASEAN Ministerial Meeting (AMM) dan Senior Official Meeting (SOM) di ASEAN selama dua hari penuh. Kegiatan yang diikuti oleh 57 mahasiswa dibagi menjadi 11 delegasi yang terdiri dari 10 negara anggota ASEAN: Brunei Darusalam, Cambodia, Laos, Indonesia, Malaysia, Myanmar, Philippines, Singapore, Thailand, dan Vietnam serta ASEAN Secretariat. Setiap delegasi diwajibkan untuk menyiapkan tiga dokumen berupa countries position statement pada sidang plenary tingkat AMM, press release sebagai materi konferensi serta countries position paper yang akan diperjuangkan di sidang working group tingkat SOM.
Pada hari pertama, kegiatan diawali oleh sidang plenary AMM untuk mendengarkan pandangan setiap delegasi melalui pembacaan countries position statement serta kesepakatan tentang agenda persidangan selama 2 hari di Aula, Paramadina Graduate School. Menjelang makan siang, seluruh peserta berangkat menuju Ruang Dieng, Hotel Kartika Chandra untuk melakukan jamuan makan siang dengan materi ‘table manner’. Selain sebagai forum luncheon diplomacy, peserta juga diajarkan tentang tata cara jamuan makan resmi standar internasional yang merujuk pada tata cara ala Eropa dengan dibimbing oleh seorang instruktur. Kegiatan diakhiri dengan praktek konferensi press oleh perwakilah 10 negara peserta sidang dan dipimpin oleh ASEAN Secretariat.
Dr. Ben Perkasa Drajat, Direktur Sekolah Dinas Luar Negeri (Sekdilu) Kementerian Luar Negeri menjadi narasumber utama dalam berbagi pengalaman dan perspektif praktisi atau diplomat tentang protokoler dan kebiasaan dalam persidangan di ASEAN. Pengalaman beliau sebagai wakil resmi delegasi Indonesian dalam ASEAN Committee on Migrant Workers mampu menstimulasi pemikiran kritis para peserta. Beliau juga memberikan penilaian terhadap perfoma peserta dalam mempraktekan kemampuan bernegosiasi, berkomunikasi bahkan manajemen konflik yang merupakan aktivitas utama dalam diplomasi. Pada hari kedua, peserta dibagi dalam 3 kelompok kerja yang terdiri dari 1). Definisi Pekerja Migran, 2) Standar Minimum dalam Kesepakatan tentang Pekerja Migran, serta 3). Mekanisme penyelesaian konflik (dispute settlement mechanism) untuk melakukan persidangan tingkat SOM. Setelah makan siang, peserta kembali melakukan sidang plenary AMM untuk mengadopsi hasil kesepakatan tingkat SOM. Namun, tekanan yang dilakukan oleh aktifitas demonstrasi koalisi pekerja se-ASEAN, melalui skenario intervensi aksi demo, menimbulkan ketegangan di ruang sidang hingga akhirnya sidang ditutup dengan kesepakatan untuk tidak mengadopsi proposal hasil sidang tingkat SOM sebelumnya. Seluruh peserta terlihat antusias dan semangat untuk menunjukkan kemampuan / softskill nya dalam praktek diplomasi ini.
Kegiatan yang difasilitasi oleh dua dosen pengampu, yaitu Adinda Teriangke, MA dan Shiskha Prabawaningtyas, juga didukung oleh beberapa mahasiswa Hubungan Internasional angkatan 2010 untuk melancarkan skenario aktifitas konferensi press dan demonstrasi. Ketua Prodi HI, Rizki Damayanti, MA; Sekretaris Prodi HI, Emil Radhiansyah, MSi, serta Very Aziz, Lc, MSi juga turut hadir dalam kegiatan ini.