SEME Workshop 2014

Pendahuluan

Kejayaan Ekonomi pada abad 20 mulai tergoyahkan di era abad 21 ini dengan terjadinya turbulensi ekonomi yang melanda dunia pada tahun 1997, sebagian besar negara-negara didunia banyak mengandalkan  perekonomiannya pada mekanisme pasar. Krisis pada saat itu melanda negara negara berkembang  dimana ekonominya mengandalkan pada ekspor komoditi ke negara maju yang mengalami penurunan dalam permintaan akibat daya beli yang menurun dikarenakan resesi ekonomi.

Fase turbulensi tersebut dialami oleh negara maju maupun berkembang, akibat dari fundamental ekonomi yang kurang kuat terutama pada negara berkembang untuk menopang perekonomian negara tersebut yang mengacu pada ekonomi pasar. Banyak contoh negara-negara yang mengalami kebangkrutan akibat eksploitasi, politisasi sumber daya, kerakusan penguasa dan ketidakadilan yang melanda negara negara berkembang.

Fundamental ekonomi negara berkembang menyebabkan meningkatnya kemiskinan struktural di negara berkembang makin meningkat,  jurang antara kaya dan miskin makin tinggi. Ditambah lagi dengan iklim globalisasi dimana ekonomi yang berdasarkan pada mekanisme pasar dan persaingan. Negara- negara maju maupun negara berkembang mengandalkan pada pasar komoditi maupun pasar uang pada bursa efek yang semakin dinamis sehingga banyak perusahaan swasta dan milik negara yang go-public ikut serta dalam putaran tersebut, dan tak jarang yang mengalami keterpurukan kinerja usahanya akibat ketidaktahuan atas dinamika pasar berjangka dan bursa efek tersebut.

Banyak negara berkembang yang mengandalkan  sumber pembiayaannya (financial) pada pinjaman luar negeri dimana kondisi yang diberlakukan yang harus diterima atas pinjaman tersebut adalah konsumsi bukan pada kegiatan produksi, kondisi ini tidak lain adalah untuk menghidupkan perekonomian negara-negara maju dimana biaya produksi di negara maju yang sangat tinggi, pembiayaan tersebut harus di topang konsumsi negara berkembang. Secara tidak langsung negara maju mengarahkan negara berkembang terlibat dalam ekonomi liberal kapitalis yang berdampak buruk dalam jangka panjang bagi kehidupan masyarakat terutama meningkatnya kemiskinan, ketidakmerataan, ketidakadilan, eksploitasi sumber daya, (baik alam maupun mineral), dampak lingkungan dan ekosistem yang buruk dan dampak sosial ekonomi yang buruk dimana peran negara yang membuat kebijakan menjadi kecil, keberpihakan ada pada pengusaha besar dan kebijakan penerapan bentuk/sistem ekonomi tersebut secara tidak disadari.

Sistem ekonomi Indonesia sepertinya mengambil jalan tengah di antara dua kutub perekonomian yang ada pada saat itu yaitu liberal kapitalis dan sosialis, dimana Indonesia menganut ekonomi campuran atau disebut dengan ekonomi yang berlandaskan Pancasila. Akan tetapi teknokrat ekonomi Indonesia banyak berkiblat pada ekonomi liberal kapitalis yang bersumber pada kekuatan pasar dan persaingan dalam pembangunan negara.

Pembangunan pada hakekatnya membentuk manusia dan individu-individu yang mandiri dan mampu mengaktualisasikan dirinya atas potensi yang dimiliki secara optimal. Hal ini untuk mewujudkan kesejahteraan sosial melalui tercapainya kemakmuran yang berkeadilan. Sebagai prasyarat demokrasi yang terpenting adalah mewujudkan kesejahteraan sosial yang berkeadilan.

Keberhasilan pembangunan adalah kemakmuran yang bertumpu pada kualitas pembangunan, terdapat tiga landasan utama pembangunan berupa: pertumbuhan, stabilitas, dan efisiensi. Landasan pertama, pertumbuhan merupakan sisi penawaran dimana keberlangsungannya ditentukan oleh tiga faktor utama, yaitu: modal, tenaga kerja, dan teknologi. Ketiga faktor ini yang menggerakkan kegiatan produksi, kegiatan ini melibatkan; pengusaha kecil, menengah, maupun besar. bentuk usaha dari kegiatan tersebut berupa koperasi, swasta, ataupun badan usaha milik negara. Yang menjadi aktor  bentuk kegiatan tersebut dapat dikelompokkan pada sektor tradisional dan sektor modern maupun sektor informal dan formal.

Landasan kedua adalah stabilitas ekonomi. Pentingnya stabilitas ekonomi dalam pembangunan yang berkesinambungan ditekankan lebih pada stabilitas keamanan. Faktor-faktor yang memengaruhi stabilitas ekonomi umumnya ada pada sisi permintaan, berupa: konsumsi privat, investasi, pengeluaran pemerintah, ekspor dan impor; yang saling berinteraksi melalui variabel-variabel nilai tukar, suku bunga, dan tingkat harga. Unsur-unsur maupun variabel-variabel tersebut dapat saling mempengaruhi pada kurun waktu yang relatif cepat. Untuk itu permintaan diperlakukan pada perspektif keseimbangan jangka pendek.

Landasan ketiga adalah efisiensi,  efisiensi dalam ekonomi ada pada sisi input dalam proses  antara permintaan dan penawaran dimana proses input ini yang menentukan apakah interaksi antara penawaran dan permintaan berlangsung secara optimal. penawaran akan menjadi kuat apabila didasarkan pada pola keunggulan komparatif sehingga memungkinkan alokasi sumber daya yang efisien. Sedangkan permintaan menjadi kekuatan yang dinamis dan fleksibel terhadap perubahan-perubahan yang berasal dari lingkungan internal maupun eksternal bisa berupa daya beli (rumah tangga, pemerintah ataupun internasional berupa aktivitas ekspor dan impor).

Keberhasilan tiga landasan tersebut membutuhkan peran negara yang kuat untuk menunjang kemakmuran yang dicirikan oleh beberapa aspek diantaranya  kebebasan individu (freedom), ketertiban sosial (social order), dan pemerataan (equity). Kekuatan ekonomi yang di bangun oleh suatu negara akan membawa pada kemakmuran dimana kepentingan individu sejalan dengan kepentingan masyarakat suatu negara secara luas. Kebijakan pemerintah atau negara selalu mengedepankan pada kepentingan masyarakat atau sosial. Atas dasar itulah diperlukan pemahaman yang lebih komprehensif di dalam menyikapi bentuk ekonomi yang sedang diperdebatkan saat ini yaitu ekonomi pasar sosial. Bentuk penyebarluasan pemahaman tersebut tertuju pada agent of change atau agent of development supaya ketidaktahuan dan kebodohan dapat tereliminasi  melalui pelatihan lanjutan tentang ekonomi pasar sosial pada sasaran pelatihan yang tepat.

Tujuan

• Peserta Pelatihan mampu berinteraksi dengan baik dalam pemahaman  konsep Ekonomi Pasar Sosial selama dalam pelatihan.

• Peserta Pelatihan berinteraksi dengan baik serta mampu memberikan masukan berupa makalah pada kasus Indonesia, hal ini sejalan dengan cita-cita pembangunan ekonomi yang berlandaskan Pancasila yang telah ditetapkan dalam Mukadimah UUD 1945.

• Peserta Pelatihan memahami dan mengaplikasikan konsep Ekonomi Pasar Sosial pada Setiap Perkuliahan dan  penulisan ilmiah

• Dapat mengaplikasikan dan menyebarluaskan dalam kehidupan sehari hari setelah para peserta mendapatkan pelatihan ini.

Bentuk / Metode Kegiatan

Metode yang akan diberikan pada program pelatihan ini adalah:

• Pelatihan lanjutan (advanced) Ekonomi Pasar Sosial

• Diskusi dan studi kasus selama pelatihan

Kelompok Sasaran

Kelompok sasaran pada pelatihan ini adalah:

- Dosen/Tenaga Pendidik di Perguruan Tinggi (Dosen Ekonomi, Sosial, Politik, Ekonomi Syariah)

- Ketua / Pejabat Senior Kantor Bappeda Kabupaten / Kota

- Jurnalis yang terkait dengan Ekonomi.

Tempat dan Pelaksanaan acara

Tempat pelaksanaan direncanakan di Hotel Grand Hyatt-Nusa Dua, Bali pada tanggal  13-18 Oktober 2014

Penutup

Program ini dirancang atas dasar kebutuhan tentang pemahaman Ekonomi Pasar Sosial yang lebih komprehensif dengan mengambil sasaran para dosen ekonomi dan sosial politik, pemerintahan, organisasi/institusi dan LSM.  Dengan metode pelatihan seperti ini diharapkan para peserta dapat menjadi Agent of Change dan menyebarluaskannya pada institusi masing masing di daerah.

About us

Universitas Paramadina berdiri pada 10 Januari 1998, mengemban misi untuk membina ilmu pengetahuan rekayasa dengan kesadaran akhlak mulia demi kebahagiaan bersama seluruh umat manusia.

Latest Posts

Hubungi Kami

Kampus Jakarta
Universitas Paramadina
Jl. Gatot Subroto Kav. 97
Mampang, Jakarta 12790
Indonesia
T. +62-21-7918-1188
T. 0815-918-1190

E-mail: info@paramadina.ac.id
http://www.paramadina.ac.id 

Kampus Cipayung
Jl. Raya Mabes Hankam Kav 9, 
Setu, Cipayung, Jakarta Timur 13880�
T. 0815-818-1186


Kampus Cikarang

District 2, Meikarta,
Cikarang
T. 0815-918-1192�